SEKOLAH DAN UNIVERSITAS, MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA ATAU KOMODITI KAPITALISME ?

Seperti yang kita tahu bahwa sekolah baik dari tingkat dasar hingga menengah dan juga universitas dari tingkatan D1 hingga S3, KATANYA bahwa tujuan dari PENDIDIKAN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa namun mengapa hanya beberapa golongan saja yang bisa mendapatkan pendidkan terbaik ?

Kita harus paham bahwa pendidikan di Indonesia hanya sebagai ajang kontestasi semata, banyak terjadi kasus dan contoh bahwa yang terbaik atau terpintarlah yang bisa maju sehingga mereka kaum yang membutuhkan seringkali tersingkirkan dan tidak mendapatkan pendidikan yang setara. Kita bisa melihat beberapa sekolah dan kampus yang dilabeling TERBAIK oleh masyarakat namun bukankah instansi terbaik seharusnya yang bertugas untuk mencerdaskan kehidupan mereka yang berkekurangan dalam ilmu ?, Ini adalah suatu ironi dimana mereka yang melabelin diri mereka terbaik hanya menerima orang-orang terbaik.

Diskriminasi terhadap mereka yang merasa kurang pandai sering terjadi, dalam beberapa contoh bahwa mereka tidak bisa mendapatkan pendidikan yang sama dengan mereka yang berada dalam lingkungan sekolah atau universitas terbaik. Seharusnya mereka yang merasa terbaik menerima mereka yang berkekurangan sehingga mereka yang berkekurangan bisa mendapatkan pendidikan oleh instansi terbaik di negeri ini.

Jalan alternatif bagi mereka yang tidak bisa masuk kedalam sekolah atau universitas negeri memilih sekolah atau universitas swasta dengan biaya pendidikan yang tinggi. Beberapa orang terjebak dalam situasi yang membuat mereka harus memilih antara mendapatkan pendidikan dengan harga yang tinggi atau tidak sama sekali, sehingga mereka terjebak dalam kondisi yang mempertaruhkan masa depan mereka. Kita harus melihat beberapa sekolah atau universitas swasta yang biaya pendidikan-nya tinggi, Mengapa biaya tersebut sangat tinggi ? selain karena mereka harus melakukan perputaran roda dalam hal uang mereka juga harus mendapatkan keuntungan, Beberapa sekolah atau universitas mematok harga pendidikan yang tinggi selain daripada berorientasi profit beberapa juga ada yang melakukannya karena gengsi almamater. Dalam satu universitas atau sekolah ketika mereka meluluskan orang-orang yang sukses maka stigma masyarakat akan melabeling instansi pendidikan tersebut dengan label terbaik atau terfavorite dan dmana ketika DEMAND untuk masuk kedalam sekolah universitas tersebut tinggi sementara SUPPLY atau slot mereka terbatas maka mereka mematok harga yang tinggi yang mengakibatkan lama-kelamaan fungsi intansi pendidikan bergeser menjadi berorientasi profit. Dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat bergeser menjadi dari Pemodal untuk rakyat oleh pemodal, dimana banyak dibangun instansi pendidikan yang berorientasi profit sehingga pada dampaknya hal ini menjadikan universitas sebuah KOMODITI dari modal, dimana universitas atau sekolah bukan untuk digunakan oleh masyarakat tapi untuk diperjual belikan dan mendapatkan profit.

Dan mereka yang berkekurangan dalam Ekonomi seperti seorang anak kecil yang bernyanyi dipersimpangan kiri jalan lampu merah untuk menafkahi diri mereka sendiri dan tidak memiliki kesempatan untuk menggapai mimpi mereka.

Hal tersebut harus diberantas karena merugikan beberapa masyarakat dan membuat penddikan bersifat Tidak EGALITER dan garis pendidikan tidak steril. Untuk itu perlu diadakan revolusi pendidkan dan juga kita harus membangung sekolah-sekolah kerakyatan yang bisa kita secara kolektif yang nantinya sekolah-sekolah ini akan disalurkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa secara gratis untuk mereka yang ingin menempuh pendidikan, Lapakan membaca seperti perpustakaan jalanan perlu diInisiasi untuk menjadi bahan membaca mereka yang berada di jalanan seperti seorang anak kecil yang tidak bisa membaca karena keterbatasan ekonomi.

“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan”
― Tan Malaka

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*